Sunday, April 18, 2010 at 10:20pm
Sedikit goresan tinta untuk mengenang malam itu :)
Hari ini
Tepat seminggu yang lalu
Dimana titik-titik air jatuh ke permukaan bumi
Mereka
mengerti perasaan seorang wanita yang tengah gelisah menunggu hadirnya
sang lingkaran cahaya malam, sang penguasa menjawab doa wanita yg juga
setia dengan pertanyaan yang menggantung di benaknya
“Apakah malam ini malam yang tulus atau sekedar malam untuk berterima kasih?”
Di seberang sana
Matanya membidik sesosok wajah laki-laki yang dinanti kedatangannya. Pakaian abu-abu berselimut kain hitam tebal menutupi tubuhnya, menemaninya menunggu sang wanita yang tak kunjung datang. Diinjakkan
kaki sang wanita menuruni anak tangga sembari menahan panas tubuhnya.
Hingga titik-titik air kecil tadi berpindah menembus permukaan kulitnya. Pelan tapi pasti, langkah gontainya menghampiri sang pria. Keramaian dirasa sunyi. Dinginnya hawa ruangan diganti kehangatan sinar kecil menyala di atas adonan coklat kecil berhiaskan krim bunga mawar.
Dihadapannya,
sang pria memejamkan mata lalu dengan senyum yang merekah meniup sinar
kecil tersebut. Sang wanita menyodorkan sebingkai kasih tanda seseorang
tengah merayakan hari kelahirannya. Mereka kini duduk berdampingan sambil menikmati olahan daging sapi bakar. Terlihat
bahagia memang, namun mereka bukanlah sepasang kekasih yang dimabuk
asmara. Setidaknya, mereka melupakan sejenak kesedihan dalam batin
mereka masing-masing.
Berbincang menghabiskan sisa-sisa malam
terakhir bersama. Perbincangan tentang kepergian sang pria meneruskan
pendidikan ke luar daerah. Pahit rasanya mendengar kata perpisahan.
Namun, inilah anugerah tak terbayar yang diberikan sang penguasa yang
harus dijalani. Perpisahan yang penuh harapan bisa bertemu lagi.
Titik-titik air kini berpindah ke pipi sang wanita. “Jangan sampai ada
tangis!” pinta hati kecilnya. Hingga si jarum panjang menyadarkan,
“Hei, sudah waktunya bergegas. Pulanglah!”
Malam itu pun berakhir dengan senyuman dan ucapan terima kasih. Sang wanita berangan-angan, ingin rasanya malam itu bisa terulang 9 bulan lagi pada hari yang sama, seandainya,
malam seminggu yang lalu bisa direkam dengan indah dalam kaset ingatan,
ingin rasanya memutar kembali kaset indah itu. Namun, malam itu hanya terekam indah tanpa kaset. Dan hanya bisa diputar dalam memori simfoni manis mereka berdua.
“Terima kasih untuk semua kebahagiaan dan kebahagiaan tak diharap yang sudah kau berikan. Aku tak pernah menyesal telah mengenalmu. Harapanku kini semoga Tuhan menyertai dimanapun kau berada dan suatu saat nanti kau bisa jadi sahabat hidupku.” bisik sang wanita dalam hati tegarnya.
This short story was wrote based on my experience. Sorry for posting in Indonesia but you guys still can ask Mr. Google to translate it ;) I hope you enjoy. Critic and comments are accepted. Have a nice day :)
4 komentar:
keren cin :D
Hihihi makasi Itaaa <3
ternyata........
Ternyata apa cuppop? :D
Posting Komentar